Jumat, 26 Juni 2015

Ahmad Heryawan
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan

Suku Bunga UKM Diturunkan, Jabar Diuntungkan

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyambut baik penurunan suku bunga bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Menurutnya, penurunan tersebut sangat menguntungkan Jabar, terlebih jumlah UKM nya paling banyak di Indonesia.
“Suku bunga UKM akan diturunkan menjadi 9 persen, jelas kita menyambut baik. Apalagi suku bunga ini akan menggairahkan UKM di kita,” jalas Aher di Gedung Sate Bandung, Jumat (26/6/2015).
Saat ini UKM memang kurang bergairah, karena kredit perbankan Indonesia kurang berpihak kepada para pengusaha menengah. Ini dipandang tidak adil. Kalau pinjaman besar dikasih bunga kecil, sebaliknya bagi UKM malah bunganya besar.
Aher pun sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pertemuan tersebut dibahas suku bunga UKM dan pinjaman biasa.
“Saat ini disamakan, bahkan lebih rendah dari bunga besar,” katanya.
Menurut dia, dengan kemudahan ini para pelaku UKM bisa bergairah. Jabar sebetulnya sudah mengawali keberpihakan kepada pelaku UKM dengan menerjunkan program Kredit Cinta Rakyat (KCR).
“Kita punya KCR 8,5 persen. Bedanya KCR kita di atas 50 (Pinjaman Rp50 juta). Kalau UKM kan batas maksimal bisa ratusan juta. Mirip-mirip lah. Dengan begitu, usaha-usaha baru, usaha-usaha kecil pun semakin banyak lagi minatnya,” tuturnya.
Dengan penurunan suku bunga UKM ini, menurutnya akan berdampak pada perkembangan industri. Jika industri kecil dan menengah tumbuh dengan baik, maka industri di Indonesia semakin kokoh.
“Jika sudah begitu, kita bisa bersaing dengan barang dari luar. Tinggal nanti ketika industri menengah kita tumbuh dengan bagus nanti ada kualitas kontrol yang kita perketat,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Pemprov Jabar pun akan mendorong sistem pemasarannya sehingga produk UKM akan lebih bergairah lagi. Itu sebabnya kolaborasi antar UKM harus lebih besar, dan lebih kokoh lagi.
“Bimbingan dengan pengusaha besar pun penting,” ucapnya.
Dia mencontohkan PTPN yang menjual teh kepada masyarakat. Itu strategi keberpihakan bagi masyarakat Indonesia agar mampu berdaya saing.
“Keberpihakan seperti ini ditunggu-tunggu oleh industri kecil dan menengah kita,” terangnya.
Aher pun sepakat bahwa industri kecil hanya batu loncatan untuk maju ke industri menengah. Sedangkan industri menengah batu loncatan untuk maju ke industri lebih besar lagi.
“Saya sering berpesan jangan betah-betah jadi menengah terus, apalagi jadi kecil terus,” tukasnya.
(LIN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar