Minggu, 18 Oktober 2015

Ilustrasi (web)
Ilustrasi (web)

Gubernur Jabar: Menuju Jabar Daulat Pangan 2016

BANDUNG,FOKUSJabar.com: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, saat ini Jabar baru berdaulat pangan pokok untuk beras, minyak goreng, bawang merah, cabe merah, dan daging ayam.
Sementara gula pasir masih harus “diimpor” dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, daging sapi dari Sumatera, Jateng, Jatim, NTB, dan impor dari Australia, sementara telur dipenuhi dari Medan, Jateng, dan Jatim
“Karena itulah, yang sudah tahan pangan harus dijaga dan ditingkatkan, misalnya Jabar sebagai lumbung padi nasional kontribusi 17% per tahun, jagung kontribusi nasional 5,5%, dan kedelai 7,7 %,” sambungnya.
Pemprov Jabar kemudian menargetkan swasembada pangan berupa kenaikan produksi pada tahun ini, yakni padi menjadi 13 juta ton dari tahun lalu 11,64 juta ton, jagung 1,13 juta ton dari 1,047 juta ton, dan kedelai 159,7 juta dari 115,26 juta ton.
“Berbagai kebijakan kami sudah coba, terutama mengantisipasi alih fungsi lahan yang secara regulasi tata ruang baru bisa kami tekan mulai 2012 melalui Perda No 27/2012. Sejak reformasi hingga 2011, harus diakui, euforia membuat sawah ganti pemukiman bisa mudah terjadi tanpa pengusaha perlu cari gantinya,” katanya.
Selain itu, sejak 15 Januari 2015, Pemprov telah menandatangani kerjasama dengan Kodam III Siliwangi dalam payung Kesepakatan Bersama Peningkatan Hasil Pertanian.
Prinsipnya, TNI dengan kekuatan militernya berkomitmen terlibat pengawalan gerakan tanam dan panen padi, jagung, dan kedelai, pengawalan gerakan
pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman), serta pengawalan distribusi pupuk, benih, dan hasil panen,
Juga, kesepakatan bersama dalam pemanfaatan lahan-lahan TNI dan atau BUMN/Perhutani, dan pengawalan ketersediaan air di tingkat petani terutama
pada pintu-pintu air yang dikuasai pihak tertentu.
Regulasi Lainnya
Menurut dia, strategi lain dalam menciptakan kedaulatan pangan di Jawa Barat adalah pemberian bantuan traktor yang dari 2011 hingga tahun lalu sudah mencapai 3.743 unit.
“Termasuk di dalamnya adalah penggenangan Bendungan Jatigede, yang bisa menyelesaikan masalah irigasi persawahan di Jabar Utara hingga 90.000 hektar. Untuk Jabar selatan, kami masih pikirkan solusinya,” katanya.
Selain itu, kata dia, Pemprov Jabar juga intens dalam menerapkan program penyuluh pertanian yang hingga tahun lalu menganggarkan alokasi untuk 6.463 penyuluh untuk 5.838 desa atau di atas rasio ketentuan UU 16/2006 tentang SP3K.
“Strategi lain dalam memperkuat ketahanan pangan adalah Peraturan Gubernur Jabar No. 43 Tahun 2011 TentangOperasi Pasar Murah Kebutuhan Pokok Masyarakat. Pada 2011 lalu, anggaran operasi pasar ini malah sempat Rp38,5 miliar meski tahun lalu Rp6,8 miliar,” katanya.
Peraih Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2012 , 2013 dan 2014 serta
Peniti Emas 2014 ini mengungkapkan, pihaknya juga meluncurkan program seperti one day no rice.
Ini penting, kata dia, karena konsumsi beras Jabar masih relatif tinggi yakni kisaran 86,23 kg hingga 94,33 kg per kapita, sekalipun rerata nasional lebih tinggi yakni 102,82 kg per kapita.
“Selain penanganan kuantitatif, perbaikan kualitas kami lakukan seperti Sertifikasi Indikasi Geografis (SIG) Mangga Gedong Gincu, Ubi Cilembu, dan Beras Pandan Wangi,” katanya.
Juga, hak paten empat komoditas ternak yakni Domba Garut, Ayam Pelung, Itik Rambon dan Ayam Sentul, serta Sapi Pasundan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar