Sabtu, 14 November 2015

dokumentasi jabarprov.go.id
dokumentasi jabarprov.go.id

Aher Minta Petani Jangan Jual Lahan Pertanian 

BANDUNG, FOKUSJabar.com: Lahan bagi keluarga pertanian tetap harus dipertahankan apapun kondisinya. Justru, yang sudah-sudah, petani pemilik lahan yang menjual lahannya, kemudian sebatas menjadi pesuruh setelah lahannya berubah.
“Sejumlah kejadian yang saya tahu, terutama di Jawa Barat bagian barat, petani yang jual lahannya, ketika sudah beralih lahan, maka maksimal mereka menjadi satpam atau pegawai di pemukiman atau pabrik di lahan tadi. Statusnya turun dari pemilik menjadi pegawai,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Sabtu (14/11/2015).
Menurut dia, konsep negara maju dimanapun selalu menekankan kepemilikan lahan dan pengetahuan sebagai dua elemen penting yang wajib dikuasai jika ingin menguasai sebuah negara/kawasan.
Sebab, kepemilikan lahan-lah yang memungkinkan kedaulatan sebuah negara terjaga dengan baik apapun identitas negaranya. Sebagai produsen produk manufaktur misalnya, penguasaan lahan luas membuat pabrik terus berdiri.
Untuk negara agraris, kedaulatan pangan dengan stabilitas dan kontinuitas produksi juga hanya mungkin tercipta kalau persawahan tidak tergerus. Pun demikian dengan negara berbasis jasa, pariwisata, maritim, dan lainnya.
“Pengalaman pribadi saya sebagai anak petani, banyak teman saya yang ayahnya harus jual dulu sawah agar bisa kuliah. Setelah lahannya dijual, ternyata lebih banyak ruginya dibandingkan untungnya,” katanya.
Dia bersyukur, ayahnya dulu yang seorang petani di Sukabumi tidak sampai menjual sawah ketika Aher akan kuliah sarjana di LPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Arab), Jakarta, tahun 1986.
“Saya waktu itu, saking tidak ingin sawah ayah saya dijual, saya sampaikan cukup biaya masuk dan tahun pertama saja dibiayai keluarga. Selebihnya saya akan cari sendiri biaya, yang penting lahan tidak sampai dijual,” katanya.
Setelah kuliah dan mencetak prestasi terbaik, seraya terus ingin jaga lahan pertanian milik keluarga, di tahun pertama itu pula Aher memperoleh beasiswa dari Kerajaan Arab Saudi.
Statistik Lahan Pertanian 2009-2013 dari Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian menunjukkan, lahan pertanian di Jawa Barat relatif terjaga meski alihfungsi tidak bisa dihindari. Pemprov Jawa Barat sendiri sebatas bisa menghimbau namun tak bisa melarang petani terkait lahannya itu.
Pada statistik tersebut, luas lahan persawahan di Jawa Barat tahun 2009 mencapai 937.373 hektar. Kemudian tahun 2010 (930.268 hektar), 2011 (930.507 hektar), 2012 (925.565 hektar), dan 2013 (925.042 hektar).
Sementara Sensus Pertanian Jawa Barat tahun 2013 menunjukkan, rerata luas lahan per rumah tangga usaha pertanian terdiri dari lahan bukan pertanian 196,18 m2, lahan pertanian sawah (3.158,55 m2), lahan pertanian bukan sawah (2.359,38 m2), sehingga tingkat jumlah lahan pertanian 4.202, 7 m2 per rumah tangga usaha pertanian. Dikomparasikan dengan daerah lainnya pada sensus tersebut, kepemilikan lahan ini relatif masih tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar