Rabu, 11 November 2015

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat meresmikan Gedung Tenis Indor Ciamis, Rabu (11/11/2015) (Foto: Riza)
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat meresmikan Gedung Tenis Indor Ciamis, Rabu (11/11/2015) (Foto: Riza)

Aher : Memotong Rantai Kemiskinan dengan Membentuk Generasi Cerdas

CIAMIS, FOKUSJabar.com: Pembangunan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dengan menghadirkan generasi muda yang cerdas, terididik dan sehat, karna diyakini pendidikan dan kesehatan yang baik akan memotong mata rantai kemiskinan, kebodohan dan kemunduran yang ada.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat meresmikan Gedung Tenis Indor Ciamis, Rabu (11/11/2015).
“Tentunya yang paling pokok dari pembangunan adalah seperti apa manusia yang dihasilkan, yang berguna, bertakwa, terdidik dan sehat, itulah sosok manusia yang diinginkan. Dihasilkan dari pembangunan yang kita lakukan bersama,” kata Aher, Rabu (11/11/2015).
Menurut Aher, saat ini di sekitar kita masih banyak warga yang mengalami gizi buruk, masih ada anak-anak yang belum sekolah sampai jenjang SMP, dan masih ada keluarga yang masih kekurangan pangan, ataupun masih ada rumah yang belum memenuhi syarat dalam arti tidak layak huni. Itu semua adalah masalah yang dihadapi dan harus diselesaikan satu persatu.
” Sesungguhnya, ketika urusan pedesaan selesai, maka urusan perkotaan pun selesai. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah urbanisasi yang sangat tinggi hanya karna di desa sangat sulit mendapatkan lahan pekerjaan, sulit untuk mengembangkan perekonomian. Tetapi ketika pembangunan di desa diperbaiki dengan baik, maka antara kota dan desa hanya berbeda tempat saja,” ungkapnya.
“Selain itu juga, sumber kemakmuran desa adalah bagaimana sumber daya manusianya bisa mengelola iptek dan lahan yang ada di pedesaan dengan baik dan benar,” jelasnya.
Keadaan yang terjadi sekarang, kata Aher adalah, ketika pergi ke pedesaan kita bisa menemui para penjaga hotel ataupun villa yang sebelumnya mereka adalah pemilik lahan.
“Salah satu upaya agar orang- orang desa tidak menjual lahanya adalah dengan mensekolahkan anaknya setinggi mungkin, supaya ketika mereka menyelesaikan jenjang pendidikanya dan kembali ke desa, mereka mampu meningkatkan taraf perekonomian desanya dengan mengelola lahan yang ada dengan baik tanpa harus menjualnya,” lanjut Aher.
Aher menjelaskan, angka kemiskinan di Kabupaten Ciamis terbilang sangat rendah dibanding Kabupaten Kota lainya di Jawa Barat. Bahkan lebih rendah dari tetangganya sendiri yakni Kota Tasikmalaya dengan jumlah kemisinan sebesar 18 persen dan Ciamis hanya delapan persen.
Jawa Barat itu selama enam tahun hanya turun empat persen pada tahun 2007 angka kemiskinan 13,55 persen dan tahun 2014 itu 9,18 persen selama tujuh tahun itu kurang lebih angka kemiskinan hanya turun empat persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar