Rabu, 02 Desember 2015

ilustrasi : net
ilustrasi : net

Aher: Wartawan Adalah yang Pertama Masuk Surga 

PANGANDARAN, FOKUSJabar.com : Ahmad Heryawan (Aher), Gubernur Jawa Barat, menilai strategis fungsi media massa dan wartawannya, sehingga bisa yang pertama masuk surga adalah wartawan.
Menurut dia, wartawan adalah yang bisa mengubah dunia secara masif serta menggelorakan  kebaikan dengan di masyarakat dengan progresif, sehingga memiliki peluang besar menangguk pahala yang besar.
“Jika wartawan berlaku dengan baik dan benar, membangun masyarakat dengan cara yang etis, mengkritik secara etis, maka sesuai ajaran Islam, posisinya paling tinggi dan berpeluang masuk surga yang pertama,” katanya dalam Forum Kehumasan Pemkab Pangandaran dan PWI Ciamis, Banjar, dan Pangandaran di Hotel Khrisna 1, Pangandaran, Selasa (1/12).
Akan tetapi, kata Aher, dengan perubahan konstelasi media massa yang diterobos media sosial serta media online, maka media massa pun bisa terjebak ke dalam kerugian yang sangat besar.
Terutama jika media terus mempublikasikan informasi tidak faktual dengan cara tidak etis, bahkan cenderung penuh amarah, maka benak masyarakat akan sangat mudah terbentuk jelek dan negatif.
“Dengan saluran ekspresi yang sangat terbuka dan bebas kanal, misal media mainstream pun membuat blog jurnalis publik, maka siapapun bisa bersuara sebebas-bebasnya setelah era reformasi ini. Padahal nasehat-menasehati itu ada tata caranya. Siapapun yang dikritik, meski judulnya kontruktif, cenderung akan sakit hati. Jadi, kritis etis ini yang harus dijaga,” sambungnya.
Aher menambahkan, sejarah media massa di Jawa Barat sangat panjang dan menjadi pionir di Indonesia. Karenanya, harus menjadi mitra pemerintah dalam membangun kebaikan secara berkesinambungan.
“Ingat di Jawa Barat itu ada Soenda Berita sebagai surat kabar lokal pertama di Indonesia. Sebelumnya buatan kolonial ada koran Tjerimai tahun 1887, Cheribonsche 1918 di Cirebon; Preanger Bode tahun 1895, Soekaboemipost tahun 1918, hingga De Buitenzorg Post tahun 1922 di Bogor. Jadi, kualitas media di Jabar harus terbaik dengan cara kritis etis,” katanya.
Penjabat Bupati Pangandaran Daud Achmad menambahkan, pihaknya sangat senang dengan kegiatan tersebut yang akan menghadirkan para pakar seperti Anggota Dewan Pers Ridlo Eisy, Wakil Dekan Fikom Unpad Dr. Aceng Abdullah, dan Ketua PWI Jabar Mirza Zulhadi.
“Kami berharap forum ini bisa mempertemukan dan mengeksplorasi apapun temuan kawan-kawan Pemkab Pangandaran dengan mitra media massa,” katanya.
Ketua PWI Ciamis Banjar dan Pangandaran Anjar Asmara menambahkan, setelah era reformasi, peran media massa bukan hanya sebagai fourth estate. Namun lebih dari itu, media juga memiliki daya dan kemampuan signifikan dalam membius, membuai, hingga akhirnya mengarah opini masyarakat Indonesia dalam bersikap dan bertindak.
“Media massa bukan lagi sekedar entitas perusahaan. Namun pembentuk persepsi dan benak yang efektif bagi banyak kalangan, sehingga mampu menentukan arah pembangunan di Indonesia umumnya dan khususnya di Jawa Barat,” katanya.
Anjar mengatakan, peran media terkini dalam mempengaruhi kebijakan Presiden Republik Indonesia misalnya. Sejumlah keputusan beliau pada akhirnya banyak mendengar apa yang disuarakan media massa, seperti dalam keputusan Reshufle Kabinet Kerja pada 12 Agustus 2015 lalu, penetapan Kapolri Wakapolri, keputusan penghentian impor beras, dan banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar